0
Posted by Unknown
on
20.57
in
Manik-manik Limbah Kaca
Manik-manik Limbah Kaca
Jika anda pernah mengunjungi pusat kerajinan
manik-manik kaca yang ada di Desa Plumbon Kabupaten Jombang–anda dapat
menikmati aneka ragam dan corak manik-manik kaca hasil karya seniman
kaca setempat. Anda pasti tak akan menyangka bahwa aneka produk
kerajinan berkualitas ekspor itu dibuat dari limbah kaca.
Teknik pembuatan
- Bahan-bahan limbah kaca disortir berdasarkan jenis dan warna.
- Bahan dibersihkan dan dikeringkan.
- Bahan yang akan digunakan ditambahkan bahan pewarna sesuai kebutuhan.
- Semua bahan dimasukkan ke dalam tembikar dan dilelehkan dengan api kompor kompresor dengan suhu 100C.
- Setelah leleh akan membentuk bulatan kaca pijar, dilanjutkan terus hingga tercampur merata
- Bila sudah merata gumpalan kaca dikait dengan sebuah tang pengait lalu ditarik. Tarikan akan membentuk batangan kaca memanjang dan menjadi keras ketika dingin.
- Selanjutnya dengan Teknik Lampwork batangan kaca dibentuk bulatan manik pada batang besi berlapis kaolin (mandrel).
Penemuan teknik pembuatan kerajinan kaca oleh para seniman Desa Plumbon, murni didapat dari coba-coba. Walaupun
pengrajin Desa Plumbon tidak pernah mendapatkan ilmu tentang teknik
pembuatan manik-manik kaca dari luar, tetapi akhirnya, teknik yang
digunakan berujung pada suatu teknik yang disebut dengan Lampwork.
Teknik yang sama, yang juga digunakan oleh para pengrajin manik-manik
kaca di Venesia, Murano dan negara-negara lain.
Pada saat Sumarah Adyatman
melakukan penelitian di Jombang dalam rangka penulisan buku Manik-manik
di Indonesia sekitar tahun 1995, saat itu asbes masih digunakan sebagai
pelapis besi mandrel. Pemakaian bahan asbes terus berlangsung hingga
beberapa tahun kemudian hingga suatu saat ada komplain dari pembeli
Eropa atas penggunaan asbes. Ternyata penggunaan asbes meninggalkan
residu yang kurang baik bagi kesehatan. Akhirnya dicarilah bahan lain
yang berfungsi sama dengan asbes. Dari hasil coba-coba diketahui kaolin
dapat berfungsi sama dan tidak meninggalkan residu berbahaya
Dari waktu ke waktu kemampuan
teknis para pengrajin manik-manik kaca Desa Plumbon terus mengalami
kemajuan. Selain adanya persaingan antar pengrajin, kemajuan juga
distimulus oleh besarnya permintaan pasar. Motif-motif baru yang diminta
para pedagang di Bali maupun pembeli langsung dari luar negeri
senantiasa menuntut mereka untuk menempa diri agar teknik pembuatannya
mampu menghasilkan produk manik-manik kaca persis dengan contoh produk
yang diminta pembeli.
Kerajinan kaca di Desa Plumbon
ini bukan hanya mengangkat perekonomian warga desa itu, namun juga
telah melestarikan sebuah seni kerajinan kuno. Selain mengembangkan
berbagai corak manik-manik modern, para seniman desa itu juga melayani
pesanan replika manik-manik antik.